Akhir-akhir ini banyak diberitakan bahwa soekarno telah membuang teks asli Proklamasi. Teks asli ini ditemukan seorang bernama BM Diah di tempat sampah dan diberikan kepada presiden ketika masa kepemimpinan Soeharto. Di berbagai situs di internet ada sebagian dari para blogger maupun pengguna jejaring sosial lainya, mereka mengatakan bahwa dengan membuang teks asli proklamasi sama saja Soekarno tidak peduli dengan sejarah. Sebagai seorang pimpinan yang memiliki wibawa dan pengaruh bagi bangsa Indonesia, seharusnya soekarno menyimpan teks asli proklamasi Indonesia. Karena teks proklamasi adalah sebuah alat dan bukti otentik yang mampu mengingatkan para generasi penerus, dari mana mereka mendapatkan kemerdekaan yang sekarang mereka nikmati.
Bagi seorang sejarawan maupun ilmuan sejarah, apabila terselip pemikiran seperti di atas adalah sebuah ketololan, kebodohan, dan sebuah kebutaan akan sejarah. Mereka yang mempublikasikan tentang penemuan ini tanpa melihat sejarah dari seorang soekarno. Perlu diketahui bahwa Soekarno adalah seorang yang sangat peduli dengan sejarah. Meskipun bukan berasal dari cendikiawan sejarah, namun wawasan soekarno akan sejarah sangatlah luas. Bahkan kata-kata dari seokarno yang paling dikenal mengandung kata “sejarah” di dalamnya. Jas merah “jangan sekali kali melupakan sejarah”. Seluruh ahli sejarah, sejarawan, maupun ilmuan sejarah mengetahui akan hal ini. Lalu bagaimana mungkin soekarno dikatakan seorang yang tidak memperdulikan sejarah?