Indonesia adalah negara kepulauan
terbesar yang menyimpan berjuta sejarah menarik didalamnya. Salah satu dari
sejarah itu adalah pada masa masuknya Hindu-Budha di Indonesia. Mulai dari
kebudayaan, bahasa, keagamaan, dan masih banyak lainya meninggalkan jejak yang
masih dapat kita analisa dari sekarang. Banyak para ahli dibidang agama dan
ilmu lainnya yang telah mendalami tentang agama Hindu sehingga muncul bermacam-
macam penafsiran dan analisa terhadap agama Hindu. Sampai sekarang belum ada
kesepakatan diantara para ahli untuk menetapkan kapan agama Hindu itu
diwahyukan, demikian juga mengenai metode dan misi penyebarannya belum banyak
dimengerti. Penampilan agama Hindu yang memberikan kebebasan cukup tinggi dalam
melaksanakan upacaranya mengakibatkan banyak para ahli yang menuliskan tentang
agama ini tidak sesuai dengan apa yang sebenarnya ada dalam agama Hindu. Sebagai
Contoh: “Masih banyak para ahli menuliskan Agama Hindu adalah agama yang
polytheistis dan segala macam lagi penilaian yang sangat tidak mengenakkan,
serta merugikan agama Hindu”
Berdasarkan beberapa pendapat, diperkirakan
bahwa Agama Hindu pertamakalinya berkembang di Lembah Sungai Shindu di India.
Dilembah sungai inilah para Rsi menerima wahyu dari Hyang Widhi dan diabadikan
dalam bentuk Kitab Suci Weda. Dari lembah sungai sindhu, ajaran Agama Hindu
menyebar ke seluruh pelosok dunia, yaitu ke India Belakang, Asia Tengah,
Tiongkok, Jepang dan akhirnya sampai ke Indonesia. Ada beberapa teori dan
pendapat tentang masuknya Agama Hindu ke Indonesia.
1. Golongan Brahmana
Para penganut golongan ini
mengungkapkan bahwa kaum brahmana amat berperan dalam upaya penyebaran budaya
Hindu di Indonesia. Para brahmana mendapat undangan dari penguasa Indonesia
untuk menobatkan raja dan memimpin upacara-upacara keagamaan. Pendukung
hipotesis ini adalah Van Leur. Bahasa sansekerta yang digunakan dalam upacara
keagamaan hanya dikuasai oleh kaum brahmana. Sehingga anggapan ini dianggap
bahwa hanya kaum brahmana saja yang bisa mengajarkan dan menyebarkan agama
hindu. Namun anggapan ini dibantah oleh penganut anggapan lainya karena kaum
brahmana tidak boleh menyebrangi lautan maupun samudra. Ini adalah peraturan
yang mutlak dan tidak boleh dilanggar.
2. Golongan Ksatria
Pada teori ini, peranan penyebaran
agama dan budaya Hindu dilakukan oleh kaum ksatria. Menurut hipotesis ini, di
masa lampau di India sering terjadi peperangan antargolongan di dalam
masyarakat. Para prajurit yang kalah atau jenuh menghadapi perang, lantas
meninggalkan India. Rupanya, diantara mereka ada pula yang sampai ke wilayah
Indonesia. Mereka inilah yang kemudian berusaha mendirikan koloni-koloni baru
sebagai tempat tinggalnya. Di tempat itu pula terjadi proses penyebaran agama
dan budaya Hindu. F.D.K. Bosch adalah salah seorang pendukung hipotesis
ksatria. Sama halnya anggapan ini pun mendapat bantahan bahwa bahasa upacara
keagamaan yang bersumber dari kitab weda hanya dikuasai oleh kaum brahmana.
Moens dan Bosch (ahli – Belanda) Menyatakan bahwa
peranan kaum Ksatrya sangat besar pengaruhnya terhadap penyebaran agama Hindu
dari India ke Indonesia. Demikian pula pengaruh kebudayaan Hindu yang dibawa
oleh para para rohaniwan Hindu India ke Indonesia.
3. Hipotesis Waisya
Menurut para pendukung hipotesis
waisya, kaum waisya yang berasal dari kelompok pedagang telah berperan dalam
menyebarkan budaya Hindu ke Nusantara. Para pedagang banyak berhubungan dengan
para penguasa beserta rakyatnya. Jalinan hubungan itu telah membuka peluang
bagi terjadinya proses penyebaran budaya Hindu. N.J. Krom adalah salah satu
pendukung dari hipotesis waisya.
Krom dengan teori Waisya-nya. Dalam
bukunya yang berjudul “Hindu Javanesche Geschiedenis”, menyebutkan bahwa
masuknya pengaruh Hindu ke Indonesia adalah melalui penyusupan dengan jalan
damai yang dilakukan oleh golongan pedagang (Waisya) India. Mookerjee (ahli –
India tahun 1912). Menyatakan bahwa masuknya pengaruh Hindu dari India ke
Indonesia dibawa oleh para pedagang India dengan armada yang besar. Setelah
sampai di Pulau Jawa (Indonesia) mereka mendirikan koloni dan membangun
kota-kota sebagai tempat untuk memajukan usahanya. Dari tempat inilah mereka
sering mengadakan hubungan dengan India. Kontak yang berlangsung sangat lama
ini, maka terjadi penyebaran agama Hindu di Indonesia.
4. Golongan Sudra
Hanya segelintir para
ahli yang setuju dengan teori ini. Salah satunya adalah Von van Faber,
mengungkapkan bahwa peperangan yang tejadi di India telah menyebabkan golongan
sudra menjadi orang buangan. Mereka kemudian meninggalkan India dengan
mengikuti kaum waisya. Dengan jumlah yang besar, diduga golongan sudralah yang
memberi andil dalam penyebaran budaya Hindu ke Nusantara. Namun halnya sebuah
kontroversi, kaum sudra dianggap tidak layak untuk menyebarkan agama hindu,
karena kaum sudra adalah kaum bawah, kaum budak dan dianggap sebagai orang
dengan derajat terendah di agama mindu, sehingga dalam urusan keagamaan kaum
sudra dianggap hal yang tidak mungkin dalam menyebarkan agama hindu.
5. Teori Arus Balik
Selain
itu, para ahli juga berpendapat dan menduga banyak pemuda di wilayah Indonesia
yang belajar agama Hindu dan Buddha ke India. Di perantauan mereka mendirikan
organisasi yang disebut Sanggha. Setelah memperoleh ilmu yang banyak, mereka
kembali untuk menyebarkannya. Pendapat semacam ini disebut Teori Arus Balik.
Pada umumnya para ahli cenderung kepada
pendapat yang menyatakan bahwa masuknya budaya Hindu ke Indonesia itu dibawa
dan disebarluaskan oleh orang-orang Indonesia sendiri. Bukti tertua pengaruh
budaya India di Indonesia adalah penemuan arca perunggu Buddha di daerah
Sempaga (Sulawesi Selatan). Dilihat dari bentuknya, arca ini mempunyai langgam
yang sama dengan arca yang dibuat di Amarawati (India). Para ahli
memperkirakan, arca Buddha tersebut merupakan barang dagangan atau barang
persembahan untuk bangunan suci agama Buddha. Selain itu, banyak pula ditemukan
prasasti tertua dalam bahasa Sanskerta dan Malayu kuno. Berita yang disampaikan
prasasti-prasasti itu memberi petunjuk bahwa budaya Hindu menyebar di Kerajaan
Sriwijaya pada abad ke-7 Masehi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar